Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka
analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus
dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan
bagaimana membentuk system tersebut. Tahap ini disebut dengan desain sistem.
Desain system dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu desain sistem secara umum
dan desain sistem terinci.
Menurut George M. Scott: Adalah Desain sistem menentukan bagaimana
suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan; tahap ini
menyangkut mengkonfiguras dari komponen- komponen perangkat Lunak dan perangkat
keras dari suatu sistem sehingga setelah instalasi dari sistem akan benar-benar
memuaskan rancang bangun yang telah di tetaplan pada akhir tahap analisis
sistem).
Sedangkan Menurut John Burch & Gary Grudnitski: Desain sistem dapat
didefinisikan sebagai penggambaran,dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari
beberapa terpisah ke daIam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.
·
Tahap setelah analis dari siklus pengembangan system
·
Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional
·
Persiapan untuk rancang bangun implementasi
·
Menggambarkan bagaimana system terbentuk yang dapat berupa
penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa
elemen yang yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi
·
Termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponen-komponen
perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu system.
Pendekatan yang dapat
dilakukan pada desain sistem ada 2 yaitu pendekatan terstruktur dan pendekatan
berorientasi objek
Pendekatan perancangan sistem Terstruktur merupakan
metode yang pendekatannya pada proses, karena metode ini mencoba melihat sistem
dari sudut pandang logical dan juga melihat data sebagai sumber proses. Di
dalam penggambaran datanya, metode ini menggunakan Data Flow Diagram (DFD),
Normalisasi, E-R Diagram(ERD) dan lainnya.
Pendekatan perancangan system berorientasi Objek
menekankan pada data dan proses dan dapat membantu memudahkan dalam memecahkan
permasalahan karena hal ini sangat baik untuk deskripsi dari setiap entitas.
Karena informasi dari encapsulation, perancangan berorientasi objek umumnya
mengarah ke sistem dimana sistem data yang kurang atau mungkin rusak dalam hal
error program.
Pendekatan terstruktur lebih dikenal dengan Structured
Analisys and Design (SSAD), sedangkan pendekatan berorientasi objek disebut
dengan Object-oriented Analysis and Design (OOAD).
Pendekatan terstruktur lebih mengarah pada pendekatan
fungsional. Pada pendekatan berorientasi objek lebih melakukan pendekatan pada
objek. Objek merupakan identitas berarti bahwa data diukur mempunyai nilai tertentu
yang membedakan entitas.
Beberapa keunggulan pendekatan terstruktur
dibandingkan dengan pendekatan berorientasi objek adalah pendekatan terstruktur
tidak fokus pada koding, sedangkan pendekatan berorientasi objek cenderung
fokus terhadap koding. Keunggulan yang lain adalah pada pendekatan terstruktur
lebih menekankan pada kinerja tim, sedangkan pendekatan berorientasi tidak.
METODE TERSTRUKTUR
Kelebihan
·
Milestone diperlihatkan dengan jelas yang memudahkan dalam
manajemen proyek
·
SSAD merupakan pendekatan visual, ini membuat metode ini
mudah dimengerti oleh pengguna atau programmer.
·
Penggunaan analisis grafis dan tool seperti DFD menjadikan
SSAD menjadikan bagus untuk digunakan.
·
SSAD merupakan metode yang diketahui secara umum pada
berbagai industry.
·
SSAD sudah diterapkan begitu lama sehingga metode ini sudah
matang dan layak untuk digunakan.
·
SSAD memungkinkan untuk melakukan validasi antara berbagai
kebutuhan
·
SSAD relatif simpel dan mudah dimengerti.
Kekurangan
·
SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan
kebutuhan non-fungsional.
·
Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD
·
Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterative
(waterfall), akan tetapi kebutuhan akan berubah pada setiap proses.
·
Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif,
karena sistem telah didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap
perubahan (kebutuhan-kebutuhan baru).
·
Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup
tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat
sliit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi.
·
Pada SAAD sliit sekali untuk memutuskan ketika ingin
menghentikan dekomposisi dan mliai membuat sistem.
·
SSAD tidak selalu memenuhi kebutuhan pengguna.
·
SSAD tidak dapat memenuhi kebutuhan terkait bahasa
pemrograman berorientasi obyek, karena metode ini memang didesain untuk
mendukung bahasa pemrograman terstruktur, tidak berorientasi pada obyek
(Jadalowen, 2002).
METODE BERORIENTASI OBYEK
Kelebihan
·
Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan
dalam pembangunan sistem
·
Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level
organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode program lebih
tinggi dibandingkan dengan metode OOAD (Sommerville, 2000).
·
Tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga
meningkatkan komunikasi antara user dan developer dari awal hingga akhir
pembangunan sistem.
·
Analis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan implementasi
sistem, jadi desain dapat diformliasikan yang dapat dikonfirmasi dengan
berbagai lingkungan eksekusi.
·
Relasi obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat di mapping
dengan baik seperti kondisi pada dunia nyata dan keterkaitan dalam sistem. Hal
ini memudahkan dalam mehami desain (Sommerville, 2000).
·
Memungkinkan adanya perubahan dan kepercayaan diri yang
tinggi terhadap kebernaran software yang membantu untuk mengurangi resiko pada
pembangunan sistem yang kompleks (Booch, 2007).
·
Encapsliation data dan method, memungkinkan penggunaan
kembali pada proyek lain, hal ini akan memperingan proses desain, pemrograman
dan reduksi harga.
·
OOAD memungkinkan adanya standarisasi obyek yang akan
memudahkan memahami desain dan mengurangi resiko pelaksanaan proyek.
·
Dekomposisi obyek, memungkinkan seorang analis untuk memcah
masalah menjadi pecahan-pecahan masalah dan bagian-bagian yang dimanage secara
terpisah. Kode program dapat dikerjakan bersama-sama. Metode ini memungkinkan
pembangunan software dengan cepat, sehingga dapat segera masuk ke pasaran dan
kompetitif. Sistem yang dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam memelihara.
Kekurangan
·
Pada awal desain OOAD, sistem mungkin akan sangat simple.
·
Pada OOAD lebih fockus pada coding dibandingkan dengan SSAD.
·
Pada OOAD tidak menekankan pada kinerja team seperti pada
SSAD.
·
Pada OOAD tidak mudah untuk mendefinisikan class dan obyek
yang dibutuhkan sistem.
·
Sering kali pemrogramam berorientasi obyek digunakan untuk
melakukan anlisisis terhadap fungsional siste, sementara metode OOAD tidak
berbasis pada fungsional sistem.
·
OOAD merupakan jenis manajemen proyek yang tergolong baru,
yang berbeda dengan metode analisis dengan metode terstruktur. Konsekuensinya
adalah, team developer butuh waktu yang lebih lama untuk berpindah ke OOAD,
karena mereka sudah menggunakan SSAD dalam waktu yang lama ( Hantos, 2005).
·
Metodologi pengembangan sistem dengan OOAD menggunakan konsep
reuse. Reuse merupakan salah satu keuntungan utama yang menjadi alasan
digunakannya OOAD. Namun demikian, tanpa prosedur yang emplisit terhadap reuse,
akan sangat sliit untuk menerapkan konsep ini pada skala besar (Hantos, 2005).
Tujuan Desain Sistem
Tahap desain sistem mempunyai dua maksud atau tujuan utama. yaitu
sebagai berikut ini.
Ø
Untuk
memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem.
Ø
Untuk
memberikan gambaran gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada
pemograman computer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat
Tujuan kedua ini lebih condong pada desain sistem yang terinci, yaitu
pembuatan rancang bangun yang jelas dan lengkap untuk nantinya digunakan
sebagai pembuatan program komputernya. Untuk mencapai tujuan ini. analis sistem
hurus dapat mencapai sasaran-Sasaran sebagai berikut :
·
Desain
sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan. Ini berarti
bahwa data harus mudah ditangkap, metode-metode baru mudah diterapkan dan
informasi harus mudah dihasilkan serta mudah dipahami dan digunakan.
·
Desain
system harus dapat mendukung tujuan perusahaan sesuai dengan yang telah
didefinisikan pada tahap perencanaan system yang dilanjutkan pada analisi syste
·
Desain
system harus efisien agar dapat mendukung pengolahan transaksi, pelaporan
manajemen dan mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, termasuk
tugas-tugas yang lainnya yang tdak dilakukan oleh computer
·
Desain
system harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk
masing-masing komponen dari system informasi yang meliputi data dan informasi
simpanan data, metode, prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras perangkat
lunak dan pengendalian intern
Personil
yang terlibat
Pekerjaan desain sistem dilakukan oleh analis sistem
dan personil-personil teknik lainnya, seperti misalnya spesialis pengendalian ,
personil penjamin kualitas , Spesialis komunikasi dan lain sebagainya.
Bagaimana dengan pemakai-pemakai system (user)! Apakah
pemakai sistem juga harus terlibat dalam tahap ini? Banyak orang yang setuju
bahwa keterlibatan pemakai system sangat penting selama tahap analisis sistem.
Akan tetapi bagaimana di tahap desain sistem ini?
Banyak analis sistem yang mendisain sistem ini tanpa partisipasi yang berarti
dari pemakai sistem. Hasil dari ketidak-terlibatan pemakai sistem ini akan
mengakibatkan kurang puasnya pemakai sistem terhadap cara sistem berkerja
(bahkan sistem tidak dapat memenuhi kebutuhan pemakai).
Oleh karena alasan ini, maka pemakai sistem seharusnya
juga terlibat dalam tahap desain sistem. Pemakai sistem paling tidak dapat
mengkaji ulang komponen-komponen sistem informasi yang didesain. Misalnya
pemakai sistem seharusnya mengkaji ulang tata letak (layout) dari semua
laporan-laporan dan bentuk-bentuk tampilan di layar terminal. Pemakai sistem
juga seharusnya menilai arus percakapan dari dialog di layar terminal.
Pemakai sistem juga seharusnya menilai cara
penangkapan data, pengolahan dari data tersebut dan disrtibusi informasinya.
Tekanan-tekanan
desain
Tekanan-tekanan desain adalah tekanan-tekanan yang
harus dipertimbangkan dalam mendesain suatu sistem informasi supaya dapat
mengenai sasarannya. Supaya sukses, analis sistem harus mempertimbangkan
tekanan-tekanan desain (design forces) yang ada dan bagaimana tekanan-tekanan
ini mempengaruhi proyek sistem informasi. Ambillah contoh desain suatu mobil
sebasai analoginya. Semua mobil terdiri dari blok blok bangunan yang sama yaitu
sebuah bodi mobil, interiornya, instrumen-instrumtnnya. kendali kemudii
(kemudi, pedal rem,pedal gas dan lain sebagainya). Roda-roda, gandar-gandar dan
suatu mesin yang terbentuk dari suatu unit tenaga, sumber energi,
transmisi-transmisi dan gear-gear. Akan tetapi karena adanya sejumlah
tekanan-tekanan desain, bentuk dan isi dari blok-blok bangunan mobil ini telah
berubah dari waktu ke waktu. misalnva, pengendalian polusi, keamanan yang
ditingkatkan dan pemakaian bahan bakar yang harus lebih hemat memaksa mobil
untuk didesain kembali keseluruhannya. Beberapa industri mobil beberapa tahun
yang lalu kurang mempcrhatikan pada pemenuhan selera pasar dan banyak yang
merancang mobil yang tidak dapat diterima oleh konsumen. Setelah pabrik-pabrik
mobil ini berhenti merancang mobil tersebut dan mulai merancang kembali dengan
memperhatikan desain forces mereka mendapatkan kembali jalur pemasarannya.
Kesadaran akan desain forces ini mengikuti dengan pasti telah mengembalikan
pabrik-pabrik mobil ini kepada operasi yang menguntungkan. Perancang sistem
informasi juga harus memperhatikan sejumlah desain forces yang mempengaruhi
kerjanya, yaitu:
–
integrasi
(intagration),
–
jalur
pemakai/sistem (user/system intarface),
–
tekanan-tekanan
persaingan
–
kualitas dan
kegunaan informasi
–
kebutuhan-kebutuhan
sistem
–
kebutuhan-kcbutuhan
pengolahan data
–
faktor-faktor
organisasi
–
kebutuhan-kebutuhan
biaya efektifitas
–
kebutuhan-kebutuhan
kelayakan
Desain
sistem sendiri dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
Desain Sistem Secara Umum ( General System
Design )
Tujuan dari system secara
umum adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada user tentang system
yang baru. Desain system secara umum merupakan persiapan dari desain terinci.
Desain secara umum mengindentifikasikan komponen-komponen system informasi yang
akan didesain secara rinci. Desain terinci dimaksudkan untuk pemograman
komputer dan ahli teknik yang mengimplementasikan sistem.
Desain Sistem Secara Rinci ( Detailed System
design)
Komponen desain sistem
secara terinci :
·
Desain input
terinci
masukan (input) merupakan
awal dimulainya proses informasi. bahan mentah dari informasi adalah data yang
terjadi dari transaksi-transaksi yang dilakukan oeh organisasi . data dari
hasil transaksi merupakan masukan untuk sistem informasi.
dokumen dasar merupakan
formulir yang digunakan untuk menangkap (capture) data yang terjadi. data yang
sudah dicatat di dokumen dasar kemudian dimasukkan sebagai input ke sistem
informasi untuk diolah.
·
Desain output
terinci
pada tahap desain output
secara umum, desain output ini hanya dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan
output dari sistem baru.
·
Desain dialog
layar terminal
merupakan rancang bangun dari percakapan antara pemakai
sistem (user) dengan komputer. percakapan ini dapat terdiri dari proses
memasukkan data ke sistem, menampilkan output informasi kepada user atau dapat
keduanya.
·
Desain database
terinci
Ditahap desain secara umum sebelumnya, desain database hanya
dimaksudkan untuk mengidentifikasi kebutuhan file-file database yang diperlukan
oleh sistem informasi saja. Pada tahap desain terinci ini, desain database
dimaksudkan untuk mengidentifikasi isi atau struktur dari tiap-tiap file yang
telah diidentifikasi didesain secara umum.
Elemen-elemen data disuatu file database harus dapat
digunakan untuk pembuatan suatu output. Demikian juga dengan input yang akan
direkam di database, file-file database harus mempunyai elemen-elemen untuk
menampung input yang dimasukkan. Untuk dapat merancang database terinci
digunakan teknik normalisasi
·
Desain teknologi
terinci
Pada desain teknologi secara umum telah ditentukan jenis dan
jumlah dari teknologi yang akan digunakan. Yang belum didefinisikan secara
pasti pada tahap ini adalah kapasitas dari teknologi simpanan luar yang akan
digunakan. Kapasitas simpanan luar yang telah didefinisikan pada tahap desain
secara umum hanya ditaksir secara kira-kira terlebih dahulu berdasarkan
pengalaman analis sistem.
Setelah file-file database berhasil didesain secara rinci,
kebutuhan kapasitas simpanan luar sekarang dapat dihitung dengan lebih tepat.
Besarnya kapasitas simpanan luar yang dibutuhkan oleh sistem informasi dapat
dihitung berdasarkan besarnya file-file database yang akan menimpan data untuk
satu periode tertentu.