Analisis sistem (systems
analysis) dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem
informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,
kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan
yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. Atau secara lebih mudahnya, analisis
sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk
merancang sistem yang baru atau diperbarui. Tahap analisis sistem ini merupakan
tahap yang sangat kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap
ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya. Tugas utama analis sistem
dalam tahap ini adalah menemukan kelemahan-kelemahan dari sistem yang berjalan
sehingga dapat diusulkan perbaikannya.
Langkah
langkah analisis sistem
Di dalam tahap analisis sistem
terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem :
1.
Identify,
yaitu mengidentifikasi masalah.
Mengidentifikasi (mengenal) masalah merupakan
langkah pertama yang dilakukan dalam tahap analisis sistem. Masalah (problem)
dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang diinginkan untuk dipecahkan.
Masalah inilah yang menyebabkan sasaran dari sistem tidak dapat dicapai. Oleh
karena itulah pada tahap analisis sistem, langkah pertama yang harus dilakukan
oleh analis sistem adalah mengidentifikasi terlebih dahulu masalah-masalah yang
terjadi. Tugas-tugas yuang harus dilakukannya adalah sebagai berikut ini :
·
mengidentifikasi penyebab masalah.
Seringkali
organisasi menyadari masalah yang tejadi setelah sesuatu berjalan dengan tidak
benar. Permasalahan tidak akan muncul dengan sendirinya dan mestinya ada sesuatu
penyebab yang menimbulkannya. Sebagai ilustrasi, kita mempunyai sebuah mobil
yang jalannya tersendat-sendat. Keadaan ini merupakan suatu masalah. Untuk
mengatasi masalah ini, maka perlu diidentifikasi terlebih dahulu apa penyebab yang mengakibatkan mobil tersebut
jalannya tersendat-sendat. Kalau analis sistem tidak dapat mengidentifikasi
penyebab terjadinya masalah, maka proses analisis sistem tidak akan berjalan
dengan semestinya, yaitu tidak akan efisien dan efektif. Kalau kita akan
berusaha memperbaiki kerusakan mobil tersebut, tetapi tidak dapat
mengidentifikasi terlebih dahulu penyebab masalahnya, maka proses perbaikan
mobil tersebut tidak akan berjalan dengan efisien dan efektif. Apakah kita akan
membongkar mobil tersebut dengan melepas semua komponennya untuk menemukan
mengapa mobil tersebut jalannya tersendat-sendat ? tentunya ini merupakan
pekerjaan analisis yang tidak benar. Untuk kasus mobil ini, dapat
diidentifikasikan bahwa penyebab masalahnya adalah karena proses pembakaran
yang tidak sempurna, sehingga mengakibatkan jalannya mobil tersendat-sendat.
Dengan dapat mengidentifikasi penyebab masalah ini, maka kita dapat mulai
menganalisis dari tempat dilakukannya proses pembakaran ini, tanpa harus
membongkar semua komponen mobil yang tidak menyebabkan terjadinya masalah.
Tugas mengidentifikasi penyebab masalah dapat dimulai dengan mengkaji ulang
terlebih dahulu subyek-subyek permasalahan yang telah diutarakan oleh manajemen
atas yang telah ditemukan oleh analis sistem di tahap perencanaan sistem.
Sebagai misalnya, masalah yang terjadi adalah “biaya persediaan meningkat dari
tahun ke tahun”. Mengapa biaya persediaan meningkat ?, mengapa jalannya mobil
tersendatsendat?, jawabannya adalah disebabkan oleh pembakaran yang tidak
sempurna. Demikian juga harus dicari jawaban mengapa biaya persediaan
meningkat. Dari subyek masalah ini, maka dapat diidentifikasi penyebab
terjadinya masalah biaya persediaan yang meningkat ini adalah karena persediaan
di gudang telalu banyak (over stock) dan pembelian barang tidak ekonomis.
·
mengidentifikasi titik keputusan.
Setelah penyebab terjadinya masalah dapat
diidentifikasi, selanjutnya juga harus diidentifikasi titik keputusan penyebab
masalah tersebut. Pada kasus mobil yang mempunyai masalah jalannya tersendat-sendat
dan telah dapat diidentifikasi penyebab terjadinya masalah ini adalah
pembakaran yang kurang sempurna, maka selanjutnya perlu diidentifikasi lebih
lanjut titik keputusan yang menyebabkan pembakaran menjadi tidak sempurna.
Titik keputusan menunjukkan suatu kondisi yang menyebabkan sesuatu terjadi.
Ahli mesin mobil yang berpengalaman dapat mengidentifikasikan titik keputusan
dari pembakaran yang kurang sempurna adalah terletak di proses pengapian busi,
kerja dari platina dan atau injeksi bensin di karburator. Dengan demikian ahli
mesin mobil yang berpengalaman tidak akan membongkar semua komponen dari mesin
mobil itu, tetapi cukup memeriksa pada titik-titik keputusan saja. Dengan
demikian juga dengan analis sistem bila telah dapat mengidentifikasi terlebih
dahulu titik-titik keputusan penyebab masalah , maka dapat memulai
penelitiannya di titik-titik keputusan tersebut. Sebagai dasar identifikasi
titik-titik keputusan ini, dapat digunakan dokumen sistem bagan alir formulir
(paperwork flowchart atau form flowchart) bila dokumentasi ini dimiliki oleh
perusahaan. Secara analogi, ahli mesin mobil dapat menggunakan buku manual
pedoman mesin mobil bersangkutan untuk mengidentifikasi titik-titik keputusan
penyebab masalah pembakaran yang kurang sempurna.
·
mengidentifikasi personil-personil kunci.
Setelah titik-titik keputusan penyebab masalah
dapat diidentifikasi beserta lokasi terjadinya, maka selanjutnya yang perlu
diidentifikasi adalah personil-personil kunci baik yang langsung maupun yang
tidak langsung dapat menyebabkan terjadinya masalah tersebut. Identifikasi
personil-personil kunci ini dapat dilakukan dengan mengacu pada bagan alir
dokumen yang ada di perusahaan serta dokumen deskripsi jabatan (job
description).
2.
Understand,
yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.
Langkah kedua dari tahap analisis sistem adalah
memahami kerja dari sistem yang ada. Langkah ini dapat dilakukan dengan
mempelajari secara terinci bagaimana sistem yang ada beroperasi. Untuk
mempelajari operasi dari sistem ini diperlukan data yang dapat diperoleh dengan
cara melakukan penelitian. Bila di tahap perencanaan sistem juga pernah
dilakukan penelitian untuk memperoleh data, penelitian ini sifatnya adalah
penelitian pendahuluan (preliminary survey). Sedang pada tahap analisis sistem,
penelitian yang dilakukan adalah penelitian terinci (detailed survey).
Analis sistem perlu mempelajari apa dan
bagaimana operasi dari sistem yang ada sebelum mencoba untuk menganalisis
permasalahan-permasalahan, kelemahankelemahan dan kebutuhan-kebutuhan pemakai
sistem untuk dapat memberikan rekomendasi pemecahannya. Sejumlah data perlu
dikumpulkan menggunakan teknik pengumpulan data yang ada, yaitu wawancara,
observasi, daftar pertanyaan dan pengambilan sampel.
Langkah kedua dari tahap analisis sistem dapat terdiri
dari beberapa tugas yang perlu dilakukan, yaitu sebagai berikut ini :
·
Menentukan jenis penelitian.
Sebelum penelitian dilakukan, sebaiknya
ditentukan terlebih dahulu jenis dari penelitian untuk masing-masing titik
keputusan yang akan diteliti. Jenis penelitian (wawancara, observasi, daftar
pertanyaan, pengambilan sampel) tergantung dari jenis data yang ingin
diperoleh. Jenis data yang ingin diperoleh dapat berupa data tentang operasi
sistem, data tentang perlengkapan sistem, pengendalian sistem, atau input dan
output yang digunakan oleh sistem. Penelitian yang menggunakan teknik wawancara
dan observasi tepat digunakan untuk lokasi data yang menyebar dan mahal bila
harus dikunjungi satu persatu. Penelitian yang menggunakan teknik pengambilan
sampel lebih tepat digunakan untuk mengumpulkan input atau output sistem yang
mempunyai jumlah banyak.
·
Merencanakan jadwal penelitian
Penelitian akan dilakukan di tiap-tiap lokasi
titik keputusan yang akan diteliti. Penelitian juga biasanya akan dilakukan
oleh beberapa peneliti dan memakan waktu yang cukup lama (harian, mingguan
bahkan bulanan) supaya penelitian dapat dilakukan secara efisien dan efektif,
maka jadwal dari penelitian harus direncanakan terlebih dahulu yang meliputi :
1) dimana
penelitian akan dilakukan;
2) apa dan
siapa yang akan diteliti;
3) siapa
yang akan meneliti;
4) kapan penelitian
dilakukan.
Dari
jadwal penelitian yang telah dibuat, berikutnya dapat dikelompokkan ke dalam
jenis penelitiannya masing-masing. Untuk wawancara, selanjutnya jadwal
wawancara dapat diatur yang terdiri dari :
a) tanggal
wawancara akan dilakukan;
b) jam
wawancara untuk tiap-tiap harinya;
c) yang
melakukan wawancara;
d) yang diwawancarai;
e) lokasi
letak wawancara akan dilakukan;
f) topik
dari wawancara yang akan dilakukan.
Sama
halnya dengan wawancara yang telah diatur jadwalnya tersendiri, observasi yang
akan dilakukan juga sebaiknya dibuatkan jadwal tersendiri. Demikian juga dengan
jadwal pengambilan sampel sebaiknya juga diatur tersendiri.
·
Membuat
penugasan penelitian
Setelah rencana jadwal penelitian selesai
dibuat, maka tugas dari tiap-tiap anggota tim analis sistem untuk melakukan
penelitian telah dapat ditentukan. Koordinator analis sistem dapat membuat
surat penugasan kepada masing-masing anggota tim analis sistem ini dengan
menyertakan lampiran kegiatan penelitaian yang harus dilakukan. Formulir ini
biasanya tidak dilampirkan di laporan hasil analisis, karena kurang bermanfaat
bagi user atau manajemen. Formulir ini akan diberikan kepada tiap-tiap peneliti
yang bersangkutan.
·
Membuat
agenda wawancara
Sebelum suatu wawancara dilaksanakan, akan
lebih bijaksana bila waktu dan materi wawancara ini direncanakan terlebih
dahulu. Rencana ini dapat ditulis di agenda wawancara dan dibawa selama
wawancara berlangsung. Pewawancara dapat melakukan wawancara dengan dasar
agenda wawancara ini. Tujuan utama pembuatan agenda wawancara yang akan
digunakan dalam wawancara ini adalah suapaya wawancara dapat diselesaikan tepat
pada waktunya dan tidak ada materi yang terlewatkan.
·
Mengumpulkan
hasil penelitian
Fakta atau data yang diperoleh dari hasil
penelitian harus dikumpulkan sebagai suatu dokumentasi sistem lama. Dokumentasi
dari hasil penelitian ini diperlukan untuk beberapa hal, yaitu sebagai berikut
ini :
a. Membantu
kelengkapan (aid to completeness)
Dengan digunakannya formulir-formulir standar
untuk mencatat fakta, maka data yang belum terkumpul akan terlihat.
b. Membantu
analisis (aid to analysis)
Data yang dicatat dalam bentuk tabel atau bagan
memungkinkan sistem akan lebih mudah dipahami dan dianalisis
c. Membantu
komunikasi (aid to communication)
Formulir-formulir standar akan membantu
anggota-anggota tim analis untuk berkomunikasai dengan efektif satu dengan yang
lainnya. Selain itu juga dapat membantu komunikasi antara analis, pemrogram
komputer, operator dan pemakai sistem
d.
Membantu pelatihan (aid to training)
Pelatihan
akan lebih efektif bila dilampiri dengan bahan-bahan yang diperlukan secara
tertulis.
e. Membantu
keamanan (aid to security)
Dokumentasi yang berisi dengan fakta terkumpul dapat
diibaratkan sebagai bestek rancangan gedung yang telah digambar oleh arsitek
dan telah dihitung oleh insinyur teknik sipil. Bila gedung yang akan dibangun
tidak sesuai dengan keinginan pemakai, atau ada perubahan-perubahan yang perlu
dilakukan atau misalnya gedung sudah dibuat mengalami kerusakan-kerusakan, maka
dengan adanya dokumentasi, perbaikan-perbaikan atau modifikasi-modifikasi akan
lebih mudah dilakukan.
Fakta-fakta
yang perlu didokumentasikan dari hasil penelitian sistem lama adalah sebagai
berikut ini :
1) Waktu
untuk melakukan suatu kegiatan Data ini dapat diperoleh dari hasil observasi
yang dilakukan pada suatu kegiatan.
2) Kesalahan-kesalahan
melakukan kegiatan di sistem lama
3) Pengambilan
sampel.
4) Formulir-formulir
dan laporan-laporan yang dihasilkan oleh sistem lama.
5) Elemen-elemen
data.
6) Teknologi
yang digunakan di sistem lama.
7) Kebutuhan
- kebutuhan informasi pemakai sistem atau manajemen
3.
Analyze,
yaitu menganalisis sistem.
Langkah ini dilakukan berdasarkan data yang
telah diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Menganalisis hasil
penelitian sering sulit dilakukan oleh analis sistem yang masih baru.
Pengalaman menunjukkkan bahwa banyak analis sistem yang masih baru mencoba
untuk memecahkan masalah tanpa menganalisisnya.
a. Menganalisis Kelemahan Sistem
Analis sistem perlu menganalisis masalah yang
terjadi untuk dapat menemukan jawaban apa penyebab sebenarnya dari masalah yang
timbul tersebut. Penelitian dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
semacam :
Apa yang dikerjakan ?
Bagaimana mengerjakannya ?
Siapa yang mengerjakannya ?
Dimana dikerjakannya ?
Menganalisis kelemahan sistem sebaiknya
dilakukan untuk menjawab pertanyaan :
Mengapa dikerjakan ?
Perlukah dikerjakan ?
Apakah telah dikerjakan dengan baik ?
Tentu saja pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab dalam langkah menganalisis hasil penelitian ini lebih terinci lagi
dibandingkan dengan yang didaftar di atas.
Sebagai tambahan dari pertanyaan-pertanyaan
tersebut, suatu kriteria yang tepat masih diperlukan untuk menilai sistem yang
lama. Kriteria yang tepat ini dapat diperoleh dari sasaran yang diinginkan oleh
sistem yang baru supaya efisien dan efektif. Wilkinson memberikan sasaran yang
harus dicapai untuk menentukan kriteria penilaian sebagai berikut :
Relevance (sesuai kebutuhan)
Capacity (kapasitas dari sistem)
Efficiency (efisiensi dari sistem)
Timeliness (ketepatan waktu menghasilkan
informasi)
Accessibility (kemudahan akses)
Flexibility (keluwesan sistem)
Accuracy (ketepatan nilai dari informasi)
Reliability (keandalan sistem)
Security (keamanan dari sistem)
Economy (nilai ekonomis dari sistem)
Simplicity (kemudahan sistem digunakan
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan dan
kriteria-kriteria ini, selanjutnya analis sistem akan dapat melakukan analisis
dari hasil penelitian dengan baik untuk menemukan kelemahan-kelemahan dan
permasalahan-permasalahan dari sistem yang ada.
Menganalisis Distribusi Pekerjaan
Distribusi dari pekerjaan menunjukkan beban
dari masing-masing personil atau unit organisasi dalam menangani kegiatan yang
sama. Untuk keperluan menganalisis distribusi dari pekerjaan dapat digunakan
pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
Ø apakah
tugas dan tanggungjawab telah didefinisikan dan diterapkan dengan jelas ?
Ø Apakah
tugas dan tanggungjhwab telah didistribusikan dengan efektif untuk
masing-masing personil dan unit-unit organisasi ?
dengan
mengetahui beban dari masing-masing personil, maka dapat ditentukan personil
mana yang masih dapat diberi tambahan beban dan personil mana yang harus
dikurangi bebannya untuk dialihkan ke personil lain yang masih kurang bebannya.
Menganalisis Pengukuran Pekerjaan
Untuk menganalisis pengukuran pekerjaan ini
dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
Ø apakah
kebijaksanaan dan prosedur telah dipahami dan diikuti ?
Ø apakah
produktifitas karyawan memuaskan ?
Ø apakah
unit - unit organisasi telah bekerja sama dan terkoordinasi dengan baik menjaga
arus data dengan lancar ?
Ø apakah
masing-masing kegiatan telah mencapai sasarannya ?
Ø apakah
terjadi operasi-operasi yang tumpang tindih ?
Ø seberapa
perlu hasil dari tiap-tiap operasi ?
Ø apakah
tedapat operasi yang menghambat arus data ?
Ø apakah
volume puncak dari data dapat ditangani dengan baik ?
Ø apakah
terdapat standar kinerja yang baik dan selalu dimutakhirkan ?
Menganalisis
Keandalan
Keandalan menunjukkan banyaknya
kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam suatu kegiatan. Semakin andal berarti
semakin sedikit kesalahan yang dilakukan. Untuk menganalisis keandalan ini
dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaanpertanyaan berikut :
Ø Apakah
jumlah kesalahan yang terjadi di masing-masing operasi diminimumkan ?
Ø Apakah
operasi-operasi telah direncanakan dengan baik dan terkendali ?
Menganalisis
Dokumen
Untuk menganalisis dokumen yang digunakan di
sistem lama dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
Ø seberapa
perlu dokumen-dokumen yang ada ?
Ø apakah
masing-masing dokumen telah dirancang untuk penggunaan yang efektif ?
Ø apakah
tembusan-tembusan dari dokumen perlu ?
Menganalisis
Laporan
Untuk menganalisis laporan yang sudah
dihasilkan oleh sistem lama dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut :
Ø dapatkah
laporan-laporan dipersiapkan dengan mudah dari file dan dokumendokumen yang ada
?
Ø apakah
terdapat duplikasi di file, catatan-catatan dan laporan-laporan ?
Menganalisis Teknologi
Untuk
menganalisis teknologi yang sudah digunakan di sistem lama dapat dilakukan
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
Ø apakah
fasilitas dari sistem informasi (dalam bentu personil, peralatan dan fasilitas
lainnya) cukup untuk menangani volume rata-rata data tanpa terjadi penundaan
yang berarti ?
b. Menganalisis Kebutuhan Informasi Pemakai atau Manajemen
Walaupun menganalisis kelemahan-kelemahan dan
permasalahan-permasalahan yang terjadi merupakan tugas yang perlu, tetapi tugas
ini saja belumlah cukup. Tugas lain dari analis sistem yang masih diperlukan
sehubungan dengan sasaran utama sistem informasi, yaitu menyediakan informasi
yang dibutuhkan bagi para pemakainya perlu dianalisis.
4.
Report,
yaitu membuat laporan hasil analisis.
Setelah proses analisis sistem ini selesai
dilakukan, tugas berikutnya dari analis sistem dan timnya adalah membuat
laporan hasil analisis. Laporan ini diserahkan kepada steering committe
(komite/panitia pengarah pengembangan sistem) yang nantinya akan diteruskan ke
manajemen. Pihak manajemen bersama-sama dengan panitia pengarah dan pemakai
sistem akan mempelajari temuan-temuan dan analisis yang telah dilakukan oleh
analis sistem yang disajikan dalam laporan ini. Tujuan utama dari penyerahan
laporan ini kepada manajemen adalah :
Ø pelaporan
bahwa analisis telah selesai dilakukan
Ø meluruskan
kesalah-pengertian mengenai apa yang telah ditemukan dan dianalisis oleh analis
sistem tetapi tidak sesuai menurut manajemen.
Ø meminta
pendapat-pendapat dan saran-saran dari pihak manajemen.
Ø meminta
persetujuan kepada pihak manajemen untuk melakukan tindakan selanjutnya (dapat
berupa meneruskan ke tahap desain sistem atau menghentikan proyek bila dipandang
tidak layak lagi).
0 komentar:
Post a Comment