Dalam lingkup
teknologi informasi, kode etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai prinsip
atau norma-norma dalam kaitan dengan hubungan antara professional atau developer
teknologi informasi dengan klien, antara
para professional sendiri, antara organisasi profesi serta organisasi profesi
dengan pemerintah. Salah satu bentuk hubungan seorang profesional dengan klien
(pengguna jasa) misalnya pembuatan sebuah program aplikasi.
Seorang
profesional tidak dapat membuat program semaunya, ada beberapa hal yang harus
ia perhatikan seperti :
- Untuk apa program tersebut nantinya digunakan oleh kliennya
- User dapat menjamin keamanan (security) sistem kerja program aplikasi tersebut dari pihak-pihak yang dapat mengacaukan sistem kerjanya (misalnya: hacker, cracker, dll).
a.
Dunia secara Global
Sesuai awal penemuan teknologi komputer di era 1940-an, perkembangan etika TI di mulai dari era tersebut. Secara bertahap, berkembang menjadi sebuah disiplin ilmu baru di masa kini. Perkembangan tersebut akan dibagi menjadi beberapa tahap:
1. Era 1940-1950-an
Munculnya etika komputer sebagai sebuah bidang studi dimulai dari pekerjaan professor Norbert Wiener. Selama perang dunia II (awal tahun 1940-an), professor dari MIT ini membantu mengembangkan suatu meriam anti pesawat yang mampu menembak jatuh sebuah pesawat tempur yang melintas diatasnya.
Tantangan universal dari proyek tersebut menyebabkan Wiener dan beberapa rekannya harus memperhatikan sisi lain dari perkembangan teknologi, yaitu etika. Pada perkembangannya, penelitian di bidang etika dan teknologi tersebut akhirnya menciptakan suatu bidang riset baru yang disebut Cybernetics atau The science of information feedback systems. Konsep cybernetics tersebut dikombinasikan dengan itu, membuat Wiener akhirnya menarik beberapa kesimpulan etis tentang pemanfaatan teknologi yang sekarang dikenal dengan sebutan teknologi informasi (TI).
Dalam penelitiannya, Wiener meramalkan revolusi sosial
dan konsekuensi etis perkembangan teknologi informasi. Tahun 1948, di dalam
bukunya Cybernetics; Controland Comunication in the Animal and the Machine, ia
mengatakan:
“it has long been clear to me that the
modern ultra-rapid computing machine was is principle an ideal central nervous
system to an apparatus for automatic control; and that its input and output
need not be in the form of numbers and diagrams. It might very well be,
respedtively, the readings of artificial sense organs, such as photoelectric
cells or thermometers, and the performance of motors or solenoids … we are
already in a position to construct artificial machines of almost any degree of
elaborateness of performance. Long before Nagasaki and the public awareness of
the atomic bomb, it had occurred to me that we were here in the presence of
another social pontentiality of anheard-of importance for good and for
evil…”(Bynum, 2001)
Dalam buku tersebut, Wiener mengungkapkan bahwa mesin komputasi modern pada prinsipnya merupakan sistem jaringan saraf yang juga merupakan peranti kendali otomatis. Dalam pemanfaatan mesin tersebut, manusia akan dihadapkan pada pengaruh sosial tentang arti penting teknologi tersebut yang ternyata mampu memberikan “kebaikan”, sekaligus “malapetaka”.
Tahun 1950, Wiener menerbitkan buku monumental berjudul The Human Use of Human Beings. Walau Wiener tidak menggunakan istilah “etika komputer” dalam buku itu, ia meletakkan pondasi menyeluruh untuk analisa dan riset tentang etika komputer. Istilah “etika computer” akhirnya digunakan lebih dari dua dekade kemudian. Buku Wiener ini mencakup beberapa bagian pokok seperti:
·
Tujuan hidup manusia
·
Prinsip-prinsip hukum
·
Metode yang tepat untuk menerapkan etika
·
Diskusi tentang masalah-masalah pokok di bidang
etika komputer.
2. Era 1960-an
Pertengahan
tahun 1960-an, Donn Parker dari SRI International Menlo Park California
melakukan riset untuk menguji penggunaan komputer yang tidak sah dan tidak
sesuai dengan profesionalisme di bidang komputer. Waktu itu Parker menyampaikan
suatu ungkapan yang menjadi titik tolak penelitiannya, yaitu: ”that when people
entered the computer center they left their ethics at the door” (Fodor and
Bynum, 1992). Ungkapan tersebut menggambarkan bahwa ketika orang-orang masuk
komputer, mereka meninggalkan etika mereka di pintu masuk. Lantas ia
menerbitkan ”Rules of Ethics in Information Processing” atau peraturan tentang
etika dalam pegolahan informasi. Parker juga dikenal menjadi pelopor kode etik
profesi bagi profesonal di bidang komputer terutama pada tahun 1968 ketika ia
ditunjuk untuk memimpin pengembangan Kode Etik Profesional untuk Association
for Computing Machinery (ACM).
3. Era
1970-an
Era ini bermula
ketika tahun 1960, Joseph Wiezenbaum, ilmuwan komputer MIT di Boston,
menciptakan suatu program komputer yang disebut ELIZA. Dalam eksperimennya,
ELIZA ia ciptakan sebagai tiruan dari ”Psychoterapist Rogerian” yang melakukan
wawancara dengan pasien yang akan diobatinya.
Perkembangan
komputer era 1970-an diwarnai dengan karya Walter Manner yang sudah mulai
menggunakan istilah ”computer ethics” untuk mengacu pada bidang pemeriksaan
yang berhadapan dengan permasalahan etis yang muncul oleh pemakaian teknologi
komputer waktu itu. Maner menawarkan suatu kursus eksperimental atas materi
pokok tersebut pada Old Dominion University in Virgina. Tahun 1978, ia
mempublikasikan karyanya Starter Kit in Computer Ethics, yang berisi material
kurikulum dan pedagogi untuk para pengajar universitas dalam pengembangan
pendidikan etika komputer.
4. Era
1980-an
Tahun 1980-an,
sejumlah konsekuensi sosial dan teknologi informasi yang etis menjadi isu
publik di Amerika dan Eropa. Hal-hal yang sering dibahas adalah kejahatan
komputer, masalah-masalah yang disebabkan karena kegagalan sistem komputer,
invasi database komputer dan perkara pengadilan mengenai kepemilikan perangkat
lunak.
Pertenganhan 80-an, James Moor dari Dartmouth College menerbitkan artikel menarik yang berjudul ”What Is computer Ethics?” sebagai isu khusus pada jurnal Metaphilosophy (Moor, 1985). Deborah Johnson dari Rensselear Polytchnic Institut menerbitkan buku teks Computer Ethics (Johnson, 1985), sebagai teks pertama yang digunakan lebih dari satu dekade.
5. 1990-an
Sampai Sekarang
Sepanjang tahun
1990, berbagai pelatihan baru di universitas, pusat riset, konferensi, jurnal,
buku teks dan artikel menunjukkan suatu keanekaragaman yang luas tentang topik
di bidang komputer.
Perkembangan yang cukup penting lainnya adalah kepeloporan Simon Regerson dari De Montfort Univercity (UK), yang mendirikan Centre Computing and Social Responsibility. Dalam pandangannya, ada kebutuhan untuk sebuah ”generasi kedua” yaitu tentang perkembangan etika komputer;
The mid-19990s has heralded the beginning of a
second generation of computer ethics. The time has come to build upon and
elaborate the conceptual foundation whilst, in parallel, developing the
frameworks within which practical action can occur, thus reducing the
probability of unforeseen effect of information technology application
(Regerson, Bynum, 1997).
b. Nasional
Sebagai negara yang tidak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi komputer, Indonesia pun tidak mau ketinggalan dalam mengembangkan etika di bidang tersebut. Mengadopsi pemikir-pemikir dunia di atas, etika di bidang komputer berkembang menjadi kurikulum wajib yang dilakukan oleh hampir semua perguruan tinggi di bidang komputer di Indonesia.
Tiga alasan
utama minat masyarakat yang tinggi pada etika komputer:
- Kelenturan logika (logical malleability), kemampuan memrograman komputer untuk melakukan apa pun yang kita inginkan.
- faktor transformasi (transformation factors), Contoh fasilitas e-mail yang bisa sampai tujuan dan dapat dibuka atau dibaca dimanapun kita berada, faktor tak kasat mata (invisibility factors).
- semua operasi internal komputer tersembunyi dari penglihatan, yang membuka peluang pada nilai-nilai pemrograman yang tidak terlihat, perhitungan yang rumit terlihat dan penyalah gunaan yang tidak tampak
0 komentar:
Post a Comment