Sunday, 2 May 2021

BAB III PROFESI DALAM BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI

 

a.       Organisasi Profesi

Organisasi profesi adalah sekelompok orang yang memiliki tujuan yang sama pada program keahlian tertentu. Tujuan dari organisasi profesi ialah wadah untuk masyarakat dengan jenis profesi yang sama, dengan adanya organisasi akan melindungi sekelompok orang dari kebijakan lembaga politik atau kepentingan lainnya.

Banyak hal positif yang ada dalam organisasi profesi. Tentu saja organisasi akan memberikan dampak pada setiap anggota dan kemajuan organisasi yang diikuti. Organisasi profesi yang dikelola dengan baik akan meningkatkan citra sekaligus jaringan sosial organisasi tersebut.

Di Indonesia sangat banyak jenis organisasi profesi yang menaungi para pekerja profesional di Indonesia, contohnya PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia), IDI (Ikatan Dokter Indonesia), PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia), PII (Persatuan Insinyur Indonesia), Dll.

 

b.       Kode Etika Profesi

Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya normanorma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional.

Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah :

1.       Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip.

2.       profesionalitas yang digariskan.

3.       Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.

4.       Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi.

Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan bervariasi. Umumnya pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat nasional, misalnya Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), kode etik Ikatan Penasehat HUKUM Indonesia, Kode Etik Jurnalistik Indonesia, Kode Etik Advokasi Indonesia dan lain-lain. Ada sekitar tiga puluh organisasi kemasyarakatan yang telah memiliki kode etik.

Fungsi organisasi profesi sangat penting bagi kelompok profesi tertentu antara lain;

·         Memajukan profesi

·         Meningkatkan kompetensi diri

·         Meningkatkan karir

·         Wawasan yang luas

·         Perlindungan atas profesi

·         Kesejahteraan anggota

·         Melakukan pengabdian kepada masyarakat

 

c.       Kompetensi dalam bidang IT

Ada berbagai jenis pekerjaan di bidang TI. Pengelompokan jenis pekerjaan bergantung kepada acuan yang digunakan. Akan tetapi ada hal yang sama. Salah satu cara untuk melihat lapangan pekerjaan di bidang TI adalah dengan menanyakan kepada industri TI atau mengambil data-data dari lowongan pekerjaan yang ditawarkan.

Berikut ini adalah beberapa kategori lowongan pekerjaan yang ditawarkan di lingkungan Penyedia Jasa Internet (PJI) atau Internet Service Provider (ISP):

1.       Web Developer / Programmer

2.       Web Designer

3.       Database Administrator

4.       System Administrator

5.       Network Administrator

6.       Help Desk

7.       Technical Support

Masing-masing kategori di atas memiliki kebutuhan kompetensi yang berbeda-beda. Kompetensi dasar standar (standard core competency) yang harus dimiliki oleh ke semua kategori lapangan pekerjaan yaitu:

         Kemampuan mengoperasikan perangkat keras.

         Mengakses Internet


1.       Web Developer / Programmer

Kompetensi yang harus dimiliki :

         Membuat halaman web dengan multimedia

         CGI programming

 

2.       Web Designer

Kompetensi yang harus dimiliki:

         Kemampuan menangkap digital image

         Membuat halaman web dengan multimedia

 

3.       Database Administrator Database Administrator

Kompetensi yang harus dimiliki:

         Monitor dan administer sebuah database

 

4.       System Administrator

Kompetensi yang harus dimiliki:

         Menghubungkan perangkat keras

         Melakukan instalasi Microsoft Windows

         Melakukan instalasi Linux

         Pasang dan konfigurasi mail server, ftp server, web server

         Memahami Routing

 

5.       Network Administrator

Kompetensi yang harus dimiliki:

         Menghubungkan perangkat keras

         Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang mendukung network

         Administer perangkat network

         Memahami Routing

         Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya

         Mengelola network security

         Monitor dan administer network security

 

6.       Help Desk

Kompetensi yang harus dimiliki:

         Penggunaan perangkat lunak Internet berbasis Windows seperti Internet Explorer, telnet, ftp, IRC.

 

7.       Technical Support

Kompetensi yang harus dimiliki:

         Menghubungkan perangkat keras.

         Melakukan instalasi Microsoft Windows

         Melakukan instalasi Linux

         Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya

         Penggunaan perangkat lunak Internet berbasis Windows seperti Internet Explorer, telnet, ftp, IRC.

         Pasang dan konfigurasi mail server, ftp server, web server

 

d.       Pelatihan dalam bidang IT

Dalam perusahaan, untuk meningkatkan kapasitas kemampuan karyawan adalah melalui pelatihan atau training berkala. Penentuan training IT juga harus diperhatikan oleh berbagai perusahaan di Indonesia. Perusahaan harus detail dalam melihat kemampuan apa yang dimiliki oleh para karyawannya yang ingin di tingkatkan untuk mendorong tercapainya visi misi perusahaan.  Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui jenis Training IT berikut.

1.       Digital Marketing

Melihat perkembangan internet dan teknologi semakin hari semakin canggih, semua serba digital, marketing online atau digital marketing sekarang memiliki peranan yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Jika sebuah perusahaan tidak menggunakan atau memanfaatkan digital marketing bisa dipastikan perusahaan atau bisnis itu tidak akan berkembang, meskipun bekembang akan lama, dan akan tertinggal oleh pesaing-pesaingnya.

 

Materi yang terdapat didalam digital marketing :

·         Internet Marketing & SEO (Search Engine Optimization)

·         Social Media Marketing (Facebook, Instagram dll)

·         Website with CMS

·         Toko Online

·         Design Web

 

2.       Pembuat Aplikasi

Jika perusahaan Anda adalah penyedia jasa pembuatan aplikasi seperti  (Android, Windows, Mobile, IPhone, Web), training ini sangat dibutuhkan. Melihat sudah banyak perusahaan yang saat ini juga membutuhkan aplikasi yang sangat baik untuk perusahaan mereka.

 

3.       Networking / Jaringan

Kehadiran jaringan komputer sangat banyak memberikan manfaat untuk segala aspek kehidupan. Baik manfaat jaringan pada masing masing individu, kelompok atau bahkan dan suatu perusahaan (kantor).

 

4.       Database

Penggunaan database dalam perusahaan merupakan salah satu hal yang sangat wajib untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang ada di dalam perusahaan. Database merupakan suatu kumpulan data yang saling terhubung dan dapat diakses dengan mudah. Dengan adanya Database Management System (DBMS) seperti (MySQL, PostgreSQL, Oracle, Ms SQL Server) perusaahan dapat dengan mudah mengakses dan menyimpan data informasi.

BAB II PERKEMBANGAN ETIKA PROFESI DALAM BIDANG IT

 


Dalam lingkup teknologi informasi, kode etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai prinsip atau norma-norma dalam kaitan dengan hubungan antara professional atau developer teknologi informasi  dengan klien, antara para professional sendiri, antara organisasi profesi serta organisasi profesi dengan pemerintah. Salah satu bentuk hubungan seorang profesional dengan klien (pengguna jasa) misalnya pembuatan sebuah program aplikasi.

Seorang profesional tidak dapat membuat program semaunya, ada beberapa hal yang harus ia perhatikan seperti :

  • Untuk apa program tersebut nantinya digunakan oleh kliennya
  • User dapat menjamin keamanan (security) sistem kerja program aplikasi tersebut dari pihak-pihak yang dapat mengacaukan sistem kerjanya (misalnya: hacker, cracker, dll).

a.       Dunia secara Global

Sesuai awal penemuan teknologi komputer di era 1940-an, perkembangan etika TI di mulai dari era tersebut. Secara bertahap, berkembang menjadi sebuah disiplin ilmu baru di masa kini. Perkembangan tersebut akan dibagi menjadi beberapa tahap:

1. Era 1940-1950-an     

Munculnya etika komputer sebagai sebuah bidang studi dimulai dari pekerjaan professor Norbert Wiener. Selama perang dunia II (awal tahun 1940-an), professor dari MIT ini membantu mengembangkan suatu meriam anti pesawat yang mampu menembak jatuh sebuah pesawat tempur yang melintas diatasnya.

Tantangan universal dari proyek tersebut menyebabkan Wiener dan beberapa rekannya harus memperhatikan sisi lain dari perkembangan teknologi, yaitu etika. Pada perkembangannya, penelitian di bidang etika dan teknologi tersebut akhirnya menciptakan suatu bidang riset baru yang disebut Cybernetics atau The science of information feedback systems. Konsep cybernetics tersebut dikombinasikan dengan itu, membuat Wiener akhirnya menarik beberapa kesimpulan etis tentang pemanfaatan teknologi yang sekarang dikenal dengan sebutan teknologi informasi (TI).

Dalam penelitiannya, Wiener meramalkan revolusi sosial dan konsekuensi etis perkembangan teknologi informasi. Tahun 1948, di dalam bukunya Cybernetics; Controland Comunication in the Animal and the Machine, ia mengatakan:

“it has long been clear to me that the modern ultra-rapid computing machine was is principle an ideal central nervous system to an apparatus for automatic control; and that its input and output need not be in the form of numbers and diagrams. It might very well be, respedtively, the readings of artificial sense organs, such as photoelectric cells or thermometers, and the performance of motors or solenoids … we are already in a position to construct artificial machines of almost any degree of elaborateness of performance. Long before Nagasaki and the public awareness of the atomic bomb, it had occurred to me that we were here in the presence of another social pontentiality of anheard-of importance for good and for evil…”(Bynum, 2001)

 

Dalam buku tersebut, Wiener mengungkapkan bahwa mesin komputasi modern pada prinsipnya merupakan sistem jaringan saraf yang juga merupakan peranti kendali otomatis. Dalam pemanfaatan mesin tersebut, manusia akan dihadapkan pada pengaruh sosial tentang arti penting teknologi tersebut yang ternyata mampu memberikan “kebaikan”, sekaligus “malapetaka”.

Tahun 1950, Wiener menerbitkan buku monumental berjudul The Human Use of Human Beings. Walau Wiener tidak menggunakan istilah “etika komputer” dalam buku itu, ia meletakkan pondasi menyeluruh untuk analisa dan riset tentang etika komputer. Istilah “etika computer” akhirnya digunakan lebih dari dua dekade kemudian. Buku Wiener ini mencakup beberapa bagian pokok seperti:

·               Tujuan hidup manusia

·               Prinsip-prinsip hukum

·               Metode yang tepat untuk menerapkan etika

·               Diskusi tentang masalah-masalah pokok di bidang etika komputer.

2.  Era 1960-an   

Pertengahan tahun 1960-an, Donn Parker dari SRI International Menlo Park California melakukan riset untuk menguji penggunaan komputer yang tidak sah dan tidak sesuai dengan profesionalisme di bidang komputer. Waktu itu Parker menyampaikan suatu ungkapan yang menjadi titik tolak penelitiannya, yaitu: ”that when people entered the computer center they left their ethics at the door” (Fodor and Bynum, 1992). Ungkapan tersebut menggambarkan bahwa ketika orang-orang masuk komputer, mereka meninggalkan etika mereka di pintu masuk. Lantas ia menerbitkan ”Rules of Ethics in Information Processing” atau peraturan tentang etika dalam pegolahan informasi. Parker juga dikenal menjadi pelopor kode etik profesi bagi profesonal di bidang komputer terutama pada tahun 1968 ketika ia ditunjuk untuk memimpin pengembangan Kode Etik Profesional untuk Association for Computing Machinery (ACM).        

3. Era 1970-an   

Era ini bermula ketika tahun 1960, Joseph Wiezenbaum, ilmuwan komputer MIT di Boston, menciptakan suatu program komputer yang disebut ELIZA. Dalam eksperimennya, ELIZA ia ciptakan sebagai tiruan dari ”Psychoterapist Rogerian” yang melakukan wawancara dengan pasien yang akan diobatinya.

Perkembangan komputer era 1970-an diwarnai dengan karya Walter Manner yang sudah mulai menggunakan istilah ”computer ethics” untuk mengacu pada bidang pemeriksaan yang berhadapan dengan permasalahan etis yang muncul oleh pemakaian teknologi komputer waktu itu. Maner menawarkan suatu kursus eksperimental atas materi pokok tersebut pada Old Dominion University in Virgina. Tahun 1978, ia mempublikasikan karyanya Starter Kit in Computer Ethics, yang berisi material kurikulum dan pedagogi untuk para pengajar universitas dalam pengembangan pendidikan etika komputer.      

4. Era 1980-an   

Tahun 1980-an, sejumlah konsekuensi sosial dan teknologi informasi yang etis menjadi isu publik di Amerika dan Eropa. Hal-hal yang sering dibahas adalah kejahatan komputer, masalah-masalah yang disebabkan karena kegagalan sistem komputer, invasi database komputer dan perkara pengadilan mengenai kepemilikan perangkat lunak.

Pertenganhan 80-an, James Moor dari Dartmouth College menerbitkan artikel menarik yang berjudul ”What Is computer Ethics?” sebagai isu khusus pada jurnal Metaphilosophy (Moor, 1985). Deborah Johnson dari Rensselear Polytchnic Institut menerbitkan buku teks Computer Ethics (Johnson, 1985), sebagai teks pertama yang digunakan lebih dari satu dekade.           

5. 1990-an Sampai Sekarang     

Sepanjang tahun 1990, berbagai pelatihan baru di universitas, pusat riset, konferensi, jurnal, buku teks dan artikel menunjukkan suatu keanekaragaman yang luas tentang topik di bidang komputer.

Perkembangan yang cukup penting lainnya adalah kepeloporan Simon Regerson dari De Montfort Univercity (UK), yang mendirikan Centre Computing and Social Responsibility. Dalam pandangannya, ada kebutuhan untuk sebuah ”generasi kedua” yaitu tentang perkembangan etika komputer;

 The mid-19990s has heralded the beginning of a second generation of computer ethics. The time has come to build upon and elaborate the conceptual foundation whilst, in parallel, developing the frameworks within which practical action can occur, thus reducing the probability of unforeseen effect of information technology application (Regerson, Bynum, 1997).

b.       Nasional

    Sebagai negara yang tidak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi komputer, Indonesia pun tidak  mau ketinggalan dalam mengembangkan etika di bidang tersebut. Mengadopsi pemikir-pemikir dunia di atas, etika di bidang komputer berkembang menjadi kurikulum wajib yang dilakukan oleh hampir semua perguruan tinggi di bidang komputer di Indonesia.

Tiga alasan utama minat masyarakat yang tinggi pada etika komputer:

    • Kelenturan logika (logical malleability), kemampuan memrograman komputer untuk melakukan apa pun yang kita inginkan.
    • faktor transformasi (transformation factors), Contoh fasilitas e-mail yang bisa sampai tujuan dan dapat dibuka atau dibaca dimanapun kita berada, faktor tak kasat mata (invisibility factors).
    • semua operasi internal komputer tersembunyi dari penglihatan, yang membuka peluang pada nilai-nilai pemrograman yang tidak terlihat, perhitungan yang rumit terlihat dan penyalah gunaan yang tidak tampak